China berhasil melakukan uji coba rudal anti balistik pada Minggu (19/6/2022) malam, menurut Kementerian Pertahanan negara itu. "Ini adalah rudal mid course berbasis darat yang diuji di dalam perbatasan China," kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan singkat, dikutip dari . Kementerian menambahkan bahwa uji coba tersebut bersifat defensif dan tidak ditargetkan terhadap negara mana pun.
Sistem rudal anti balistik dimaksudkan untuk melindungi suatu negara dari potensi serangan dengan menggunakan proyektil untuk mencegat rudal yang masuk, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM). Beberapa analis menyamakannya dengan menembak jatuh peluru dengan peluru lain. Uji coba tersebut menandai uji coba rudal anti balistik berbasis darat keenam yang diluncurkan China, menurut tabloid Global Times yang dikelola pemerintah.
China telah melakukan uji coba semacam itu sejak 2010, biasanya diadakan setiap beberapa tahun. Sebelum uji coba pada hari Minggu, China terakhir meluncurkan rudal anti balistik pada Februari 2021. Adapun uji coba terbaru dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan itu, dengan serentetan uji coba rudal baru baru ini dari Korea Utara, termasuk rudal balistik jarak pendek dan diduga ICBM.
Pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) juga telah memperingatkan bahwa aktivitas baru di lokasi uji coba nuklir Korea Utara menunjukkan Pyongyang dapat melakukan uji coba nuklir kapan saja. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang mulai menjabat pada Mei, telah bersumpah untuk mengambil sikap lebih keras terhadap Korea Utara dan dia akan memasang sistem rudal anti balistik kedua. Pada 2016, ketika Korea Selatan mengumumkan akan mengerahkan sistem pertahanan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS, hal itu memicu perseteruan diplomatik selama setahun dengan China.
China berpendapat bahwa sistem pertahanan rudal akan membahayakan keamanan nasionalnya sendiri. THAAD dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik pendek, menengah, dan digunakan oleh militer AS untuk melindungi unit di tempat tempat seperti Guam dan Hawaii. Sebelumnya pada bulan Mei, China juga mengkritik AS karena mengerahkan rudal balistik jarak menengah di kawasan Asia Pasifik
Menurut China, itu membuat dampak sangat negatif pada kontrol senjata internasional.